Sabtu, 21 September 2019

Madzhab Ilmu Kalam



PENGANTAR STUDI ISLAM
“Madzhab Ilmu Kalam”

1.      Madzhab Khawarij
*      Latar Belakang
           Kelompok pengikut Ali Bin Abi Thalib yang memisahkan diri dan membentuk kelompok baru karena kecewa terjadi peristiwa tahkim (arbitase) Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan dalam perang shiffin. Mayoritas pengikutnya dari orang-orang Arab Badawi yang hidup di padang pasir yang serba tandus.

*      Tokoh

a.       Abdullah bin Wahab al-Rasyidi
b.      Urwah bin Hudair
c.       Mustarid bin Sa’ad
d.      Quraib bin Maruah
e.       Nafi’ bin al-azraq
f.        Abdullah bin Basyir
g.      Zubair bin Ali
h.      Qathari bin Fujaah
i.        Abd al-Rabih
j.        Zaid bin Asfar
k.      Abd al Karim bin ajrad
l.        Abdullah bin Ibad


*      Ajaran
1.      Orang melakukan dosa besar dianggap kafir dan harus dibunuh.
2.      Setiap muslim tanpa memandang ras, golongan, warna kulit dan lainnya dapat menjadi khalifah apabila memenuhi syarat.
3.      Khalifah harus dipilih rakyat secara demokratis.
4.      Orang yang berperilaku buruk walaupun ibadahnya baik tetap masuk neraka.
5.      Kehidupan yang baik adalah menghindarkan dari keramaian, dengan jalan bertapa ataupun lainnya.
6.      Orang yang terlibat perang jamal dan para pelaku tahkim termasuk yang membenarkannya dihukum sebagai orang kafir.
7.      Khalifah sebelum Ali dianggap sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahan Usman r.a dianggap telah menyimpang.


2.      Madzhab Murji’ah
*      Latar Belakang
     Aliran ini muncul sebagi reaksi atas sikap mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar seperti halnya aliran khawarij. Kemunculan aliran ini silatar belakangi oleh beberapa hal antara lain terjadi perbedaan pendapat anatara Syi’ah dan Khawarij tentang mengkafirkan pihak yang ingin merebut kekuasaan Ali dan orang yang menyetujui tahkim dalam perang siffin, adanya pendapat yang menyalahkan Aisyah dan orang yang menyebabkan perang jamal, dan pendapat yang menyalahkan orang yang iningin merebut kekuasaan Usman bin Affan.

*      Tokoh
a.       Ghailan al-Dimasyqi
b.      Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib
c.       Abu Hanifah
d.      Abu Yusuf

*      Ajaran
     Aliran ini berpendapat bahwa dosa besar tidak merusak iman. Seperti halnya ketaatan tidak memberi manfaat bagi orang kafir. Iman hanya membenarkan (pengakuan) dalam hati. Sehingga dapat dikatakan iman terpisah dari perbuatan. Perbuatan maksiat tidak akan merusak hakikat iman seseorang. Hukum terhadap perbuatan manusia ditangguhkan hingga hari kiamat.

3.      Madzhab Jabariyah
*      Latar Belakang
     Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Menurut al-Syahrastani bahwa jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan. Dalam bahasa inggris disebut fatalis atau predestination yang berarti paham yang menyatakn bahwa manusia ditentukan oleh qada dan qadar dari Tuhan.
     Paham ini berawal dari persoalan takdir Tuhan dalam kaitannya dengan perbuatan manusia. Dalam sejarah perkembangan teologis, persoalan ini dianggap sebagai persoalan teologis yang kedua. Berawal dari zaman Rasulullah.

*      Tokoh
a.       Jaad ibn Dirham
b.      Jaham ibn Shofwan
c.       Al-Husain ibn Muhammad al-Najjar
d.      Dharar ibn Umar dan al-Hafash al-Fard

*      Ajaran
         Aliran ini menggunakan metode berserah diri dalam berfikir. Maksudnya segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah kehendak Tuhan. Begitu pula dengan pebuatan manusia adalah kehendak Tuhan. Sehingga manusia tidak bertanggung jawab atas perbuatannya.

4.      Madzhab Qadariyah
*      Latar Belakang
Eksternal : Masuknya ajaran Nasrani
Internal     : Sikap reaktif Qadariyah terhadap ajaran Jabariyah
Lainnya    : Hubungan tidak harmonis antara tokoh Qadariyah dan pemerintah (khalifah). Aliran ini memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dam berbuat. Dalan hal ini manusia dianggap mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya tanpa campur tangan Tuhan.

*      Tokoh
a.       Ma’bad bin Khalid al-Juhani al-Basyri
b.      Ghailan al-Dimasyqi

*      Ajaran
         Aliran ini menggunakan paham kehendak bebas. Maksudnya segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah usaha dari manusia dan apa yang diperoleh dianggap hasil dari usahanya tanpa campur tangan dari Tuhan.
1.      Orang yang berdosa besar bukanlah kafir maupun mukmin, melaikan fasik dan orang fasikitu masuk neraka secara kekal.
2.      Allah SWT tidak menciptakan perbuatan manusia, melainkan manusia itu sendiri yang berkehendak. Sehingga manusia akan menerima pembalasan atas segala perbuatannya di akhirat.
3.      Kaum Qadariyah menganggap Allah itu maha esa yang tidak memiliki sifat-sifat azali seperti ilmu, kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat-Nya sendiri. Menurut mereka Allahitu mengetahui, berkuasa, mendengar, dan melihat dengan zat-Nya sendiri.

5.      Madzhab Mu’tazilah
*      Latar Belakang
     Seorang murid (Washil bin Atha’ dan Amr ibn ‘Ubaid ibn Bab) yang keluar dari majlis/kuliah Hasan al-Basri ketika membahas tentang paham Qadariyah konsep iman dan kafir.

*      Tokoh
a.       Washil bin ‘Atha
b.      Muhammad bin al-Huzail binn Abdillah al-Basri al-Allaf
c.       Ibrahim ibn al-Sayyar bin Hani al-Nazzam
d.      Abu Ali Muhammad bin Abd al-Wahab al-Juba’i

*      Ajaran
a.       Al-Manzilah bain al-manzilatain (tempat di antara dua tempat), maksudnya adalah orang iman yang berbuat dosa besar hukumnya fasik. Fasik itu terletak di antara iman dan kafir. Sehingga apabila sebelum meninggal mau bertaubat maka akan dimasukkan surga
b.      Al-Tauhid (tuhan esa pada zat-Nya), tuhansuci dari sifat makhluk. Sifat zatiyah (sifat esensi tuhan) : al-wujud, al-qidam, al-hayah, al-qudrah. Dan sifat fi’liyah (sifat perbuatan tuhan dalam hubungannya dengan makhluk : al-iradah, al-kalam, al-adl. (al-tauhid membahas keunikan diri tuhan)
c.       Al-Adl (perbuatan tuhan suci dari persamaan perbuatan makhluk), tuhan tidak berbuat jahat. Hanya tuhanlah yang berbuat adil, makhluk tidak bisa. Tuhan tidak bisa berbuat dhalim, makhluk terdapat perbuatan dzalim. (al-adl membahas keunikan perbuatan tuhan)
d.      Al-Wa’du wa al-Waid (janji tuhan untuk memberi kesenangan surga kepada yang berbuat baik, dan memberi siksa kepada yang maksiat), menolak adanya syafa’at (pertolongan) pada hari kiamat (nabi, wali, bahkan rahmat tuhan sendiri)
e.       Al-amru bi al-Ma’ruf wa al-Nahyu ‘an al-Munkar, perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat wajib dilakukan oleh setiap orang yang beriman. Perintah ini juga dikerjakan berbagai paham, hanya berbeda pada pelaksanaannya. Khawarij dengan kekerasan, murji’ah tanpa kekerasan, mu’tazilah dengan penjelasan, kalau belum cukup dengan paksaan, kalau belum cukup dengan kekerasan/peperangan.

6.      Madzhab Ahlussunah Wal Jamaah
·         Latar Belakang
        Ahlussunah berarti pengikut atau penganut sunnah Nabi Muhammad SAW, dan jamaah artinya nabi. Ahlussunah wal jamaah berarti penganut sunnah nabi dan para sahabat beliau.  Aliran ini muncul sebagai reaksi setelah munculnya aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah (dua aliran yang menentang aliran Mu’tazilah). Bermula dengan dibunuhnya Khalifah Ustman oleh putra Abu Bakar yang bernama Muhammad bin Abu Bakar yang menimbulkan perang Jamal antara Siti Aisyah dan Sayidina Ali. Kemudian keadaan semakin kacau dan situasi politik semakin tidak menentu, sehingga dikalangan internal umat Islam mulai terpecah menjadi firqoh-firqoh seperti Qodariyah, Jabbariyah, Mu’tazilah dan kemudian lahirlah Ahlussunnah.

·         Tokoh
a.       Abu al Hasan a; Asy’ari
b.      Abu Mansur al Maturidi
c.       Abu Qasim al Junaedi
d.       Imam Abu Hamid al Ghazali.

·         Ajaran
Menurut Abu al Hasan al Asy’ari :
a.       Tuhan memiliki sifat sebagaimana di dalam Al-Qur’an yang disebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
b.      Al-Qur’an adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
c.       Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.
d.      Perbuatan manusia di ciptakan Tuhan, bukan di ciptakan oleh manusia itu sendiri.
e.       Antrophomorphisme
f.        Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan sebab tuhan maha kuasa atas segalanya.
g.      Muslim yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.

Menurut Abu manshur Al-Maturidi :
a.       Tuhan memiliki sifat sebagaimana di dalam Al-Qur’an yang disebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
b.      Perbuatan Manusia sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.
c.       Al-Qur’an adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
d.      Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
e.       Muslim yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.
f.        Janji pahala dan siksa pasti terjadi dan itu merupakan janji tuhan yang tidak mungkin di pungkirinya.
g.      Antrophomorphisme.