TUGAS BAHASA
INDONESIA
GEJALA BAHASA, SINONIM, ANTONIM, HOMONIM, HOMOFON,
HOMOGRAF, POLISEMI, HIPERNIM, DAN HIPONIM
A.
GEJALA BAHASA
Gejala
bahasa adalah bahasa Indonesia yang cara
bacanya berbeda dengan ejaan huruf kata – kata tersebut seperti ditambahkan
huruf atau dihilangkan.
Gejala bahasa dalam bahasa Indonesia
diistilahkan dengan kerancuan. Rancu artinya kacau jadi kerancuan artinya
kekacauan.Yang dirancukan ialah susunan, perserangkaian, penggabungan.
Gejala bahasa atau
peristiwa bahasa itu di antaranya ialah :
1.
Adaptasi, penyesuaian bentuk berdasarkan kaidah fonologis, kaidah
ortografis, atau kaidah morfologi.
Contoh :
·
vyaya menjadi biaya
·
pajeg menjadi pajak
·
voorloper menjadi pelopor
·
fardhu menjadi perlu
·
igreja menjadi gereja
·
voorschot menjadi persekot
·
coup d'etat menjadi kudeta
·
postcard menjadi kartu pos
·
certificate of deposit menjadi sertifikat deposito
·
mass producIion menjadi produkmassa
2.
Analogi, pembentukan kata berdasarkan
contoh yang telah ada.
Contoh :
o
Berdasarkan
kata 'dewa-dewi' dibentuk kata :
Putra-putri, siswa-siswi, saudara-saudari, pramugara-pramugari
o
Berdasarkan
kata 'industrialisasi' dibentuk kata :
Hutanisasi, Indonesianisasi
o
Berdasarkan
kata 'pramugari' dibentuk kata :
Pramuniaga, pramuwisata, pramuria, pramusaji,pramusiwi
o
Berdasarkan
kata 'swadesi' dibentuk kata :
Swadaya, swasembada, swakarya, swasta, swalayan
o
Berdasarkan
kata 'tuna netra' dibentuk kata :
Tuna wicara, tuna rungu, tuna aksara, tuna wisma, tuna
karya, tuna susila, tunabusana.
3.
Anaptiksis (Suara Bakti), penyisipan vokal e pepet untuk melancarkan ucapan disebut juga suara bakti.
Contoh:
Contoh:
Ø
sloka menjadi seloka
Ø
srigala menjadi serigala
Ø
negri menjadi negeri
Ø
ksatria menjadi kesatria
4.
Asimilasi, proses perubahan
bentuk kata karena dua fonem berbeda disamakan atau dijadikan hampir sama.
Fonem adalah istilah linguistik dan merupakan satuan
terkecil dalam sebuah bahasa yang masih
isa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.
Misalkan: bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang
berbeda.
Contoh:






5.
Disimilasi, kebalikan dari
asimilasi, yaitu perubahan bentuk katam yang terjadi karena dua fonem yang sama
dijadikan berbeda.
Contoh :
Ø saj jana menjadi sarjana
Ø sayur-sayur menjadi sayur-mayur
6.
Diftongisasi, perubahan bentuk
kata yang terjadi karena monoftong diubah menjadi diftong.Jadi kebalikan
monoftongisasi.
Contoh :
§
sentosa menjadi sentausa
§
cuke menjadi cukai
§
pande menjadi pandai
§
gawe menjadi gawai
7. Monoftongisasi, perubahan benluk kata yang terjadi karena perubahan diftong
(vokal rangkap) menjadi monoftong (vokal tunggal)
Contoh
:




8.
Sandi (Persandian), perubahan bentuk kata yang terjadi karena
peleburan dua buah vokal yang berdampingan, dengan akibat jutmlah suku kata
berkurang satu.
Contoh :
·
keratuan menjadi keratin
·
kedatuan menjadi kedaton
·
sajian menjadi sajen
·
durian menjadi duren
Perhatikan jumlah
suku kata!
ke - ra - tu - an ~> ke - ra - ton
1 2 3 4 1 2 3
du - ri- an ~> du - ren
1 2 3 1 2
ke - ra - tu - an ~> ke - ra - ton
1 2 3 4 1 2 3
du - ri- an ~> du - ren
1 2 3 1 2
9.
Hiperkorek,pembetulan bentuk kata yang sebenarnya sudah betul, sehingga
hasilnya justru salah.
Contoh :
· Sabtu menjadi Saptu
· jadwal menjadi jadual
· manajemen menjadi menejemen
· asas menjadi azas
· surga menjadi sorga
· Teladan menjadi tauladan
· izin menjadi ijin
· Jumat menjadi Jum'at
· kualifikasi menjadi kwalifikasi
· frekuensi menjadi frekwensi
· kuantitas menjadi kwantitas
· November menjadi Nopember
· kuitansi menjadi kwitansi
· mengubah menjadi merubah
· februari menjadi Pebruari
· persen menjadi prosen
· pelaris menjadi penglaris
· system menjadi sistim
· teknik menjadi tehnik
· apotek menjadi apotik
· telepon menjadi telfon
· ijazah menjadi ijasah
· atlet menjadi atlit
· nasihat menjadi nasehat
· biaya menjadi beaya
· perusak menjadi pengrusak
· zaman menjadi jaman
· koordinasi menjadi kordinasi
10.
Kontaminasi, disebut juga
kerancuan, yaitu kekacauan dimana dua pengertian yang berbeda, atau perpaduan
dua buah struktur yang seharusnya tidak dipadukan.
Contoh :
Ø
berulang-ulang dan berkali-kali menjadi berulang-kali
Ø
saudara-saudara dan saudara sekalian menjadi saudara-saudara sekalian
Ø musnah dan punah menjadi musnah
11. Metatesis, pergeseran kedudukan fonem, atau perubahan
bentuk kata karena dua fonem atau lebih dalam suatu kata bergeser tempatnya.
Contoh :
· rontal menjadi lontar
· anteng menjadi tenang
· usap menjadi sapu
· palsu menjadi sulap
· keluk menjadi lekuk
12. Protesis,perubahan fonem di
depan bentuk kata asal.
Contoh :
o
lang menjadi elang
o
mak menjadi emak
o
mas menjadi emas
o
undur menjadi mundur
o
stri menjadi istri
o
arta menjadi harta
o
alangan menjadi halangan
o
sa menjadi esa
o
atus menjadi ratus
o
eram menjadi peram
13. Epentesis, perubahan bentuk kata yang terjadi karena penyisipan fonem
ke dalam kata asal
Contoh :
Ø
baya menjadi bahaya
Ø
bhayamkara menjadi bhayangkara
Ø
gopala menjadi gembala
Ø
jur menjadi jemur
Ø
bahasa menjadi bahasa.
14. Paragog, perubahan bentuk kata karena penambahan fonem di bagian akhir kata asal.
Contoh :
· mama, bapa menjadi mamak dan bapak
· pen menjadi pena
· datu menjadi datuk
· hulu bala menjadi hulubalang
· boek menjadi buku
· abad menjadi abadi
· pati menjadi patih
· bank menjadi bangku
· gaja menjadi gajah
· conto menjadi contoh.
15. Aferesis, penghilangan fonem di awal bentuk asal.
Contoh :
·
adhyaksa menjadi jaksa
·
empunya menjadi punya
·
sampuh menjadi ampuh
·
wujud menjadi ujud
·
bapak menjadi pak
·
ibu menjadi bu
16. Sinkop, penghilangan fonem di tengah atau di dalam
kata asal.
Contoh :
· laghu menjadi lagu
· vidyadhari menjadi bidadari
· pelihara menjadi piara
· mangkin menjadi makin
· niyata menjadi nyata
· utpatti menjadi upeti.
17. Apokop, penghilangan
fonem di akhir bentuk kata asal.
Contoh :
· sikut menjadi siku
· riang menjadi ria
· balik menjadi bali
· anugraha menjadi anugerah
· pelangit menjadi pelangi.
18. Kontraksi, gejala pemendekan atau penyingkatan suatu
frase menjadi kata baru.
Contoh :
· tidak ada menjadi tiada
· kamu sekalian menjadi kalian
· kelam harian menjadi kemarin
· bagai itu menjadi begitu
· bagai ini menjadi begini.
Akronim, seperti balita, siskamling, rudal, ampera, pada dasarnya termasuk gejala kontraksi.
19. Nasalisasi,
atau penyengauan, proses penambahan bunyi sengau atau fonem nasal, yaim /m/, /n/,
/ng/, dan /ny/.
Contoh :
à
me baca menjadi membaca
à
pe duduk menjadi penduduk
à pe garis menjadi penggaris.
20. Palatalisasi, penambahan fonem palatal /y/ pada suatu
kata ketika kata ini dilafalkan.
Contoh :
Pada kata ia, dia. pria, panitia, ksatria, bersedia, yang masing-masing dilafalkan /iya/, /priya/, /diya/.
/panitiya/, dan /bersediya/. jadi palatalisasi muncul di antara vokal /i/ dan
/a/ yang digunakan berdampingan.
21. Labialisasi, penambahan fonem labial /w/ di antara vokal /u/ dan /a/ yang berdampingan
pads sebuah kata.
Contoh :
Pada kata uang, buang, ruang, juang, kualitas, dan lain-lain. Selain itu, labialisasi juga muncul di
antara vokal /u/ dan/e/. atau /u/ dan /i/ seperti pada kata frekuensi dan kuitansi. Pada waktu kita lafalkan
kata-kata itu, terasa sekali, bahwa di antara vokal-vokat tersebut
timbul fonem labial /w/, misalnya uang kita lafalkan /uwang/
kata-kata itu, terasa sekali, bahwa di antara vokal-vokat tersebut
timbul fonem labial /w/, misalnya uang kita lafalkan /uwang/
22. Onomatope, proses
pembentukan kata berdasarkan tiruan bunyi-bunyi.
Contoh :
§
hura-hura dari hore-hore.
§
aum (suara harimau)
§
meong (suara kucing)
§
embik (suara kambing)
§
desis (suara ular)
§
desah (suara napas)
§ ketuk (bunyi pintu atau meja dipukul dengan jari atau palu)
23. Haplologi, proses perubahan bentuk kata yang berupa penghilangan satu suku kata di
tengah-tengah kata.
Contoh :
· samanantara menjadi sementara
· mahardhika menjadi merdeka
· budhidaya menjadi budaya
B.
SINONIM
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun
memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga
dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh:
·
Arti = makna =
pengertian
·
Mati = tewas =
meninggal = wafat = mangkat
·
Melihat = memandang =
menonton = menyaksikan
·
Melakukan = mengerjakan
= melaksanakan
·
Binatang = fauna
·
Bohong = dusta
·
Bertemu = berjumpa
·
Dll
C.
ANTONIM
Antonim adalah suatu kata yang artinya atau maknanya berlawanan dengan makna atau arti dari kata lain. Antonim disebut juga lawan makna kata.
Antonim adalah suatu kata yang artinya atau maknanya berlawanan dengan makna atau arti dari kata lain. Antonim disebut juga lawan makna kata.
Contoh
:
Ø
Mati X
Hidup
Ø
Tinggi X
Rendah
Ø
Hitam X
Putih
Ø
Laki – laki X
Perempuan
Ø
Keras X
Lembek
Ø
Naik X
Turun
Ø
Surga X
Neraka
Ø
Atas X
Bawah
Ø
Kaya X
Miskin
D.
HOMONIM
Homonim adalah kata yang mempunyai tulisan, dan bunyi yang sama,
tetapi maknanya berbeda.
Contoh :
Ø Amplop
Untuk
mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop =
amplop surat biasa)
Agar
bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop =
sogokan atau uang pelicin)
Ø Bisa
Bu
kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
Bisa
ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
E.
HOMOFON
Homofon adalah suatu kata yang mempunyai bunyi yang sama, tetapi
tulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
·
Sangsi : Ragu – ragu
Sanksi : Hukuman
·
Bank : Tempat menabung
Bang :
Panggilan untuk orang laki – laki
·
Masa : Waktu
Massa : Berat
·
Rock : Aliran music
Rok : Pakaian
F.
HOMOGRAF
Homograf adalah suatu kata yang mempunyai
tulisan yang sama, tetapi bunyi dan maknanya berbeda.
C ontoh :
à
Apel : buah
Apel :
Upacara
à
Memerah : Warna
Memerah :
Susu sapi
à
Serang : Kota
Serang :
Menyerang
G.
POLISEMI
Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai banyak makna (satu kata
banyak makna)
Contoh :




H.
HIPERNIM
dan HIPONIM
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya.Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim.Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan
anggota dari kata hipernim.
Contoh :
Ø Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong,
kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo,
suster ngesot, dan lain-lain.
Ø Hipernim : Ikan. Hiponim :
Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri,
sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
Ø Hipernim : Odol. Hiponim :
Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula,
sensodyne, dll.
Ø
Hipernim
: Kue. Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete,
cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb.
Sumber :
·
http://riska-krisma.blogspot.com/2013/04/contoh-kata-polisemi-homofon-homograf.html
0 komentar:
Posting Komentar